Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Warmadewa (Unwar), menggelar Kuliah Umum dan Panel Diskusi terkait Ilmu Politik bekerjasama dengan Institut for Peace and Democracy Indonesia, Vern University dan Zagreb University pada Senin, 1 Juli 2019 di Auditorium Widya Sabha Uttama Unwar. Forum internasional yang ditujukan untuk berbagi pengetahuan dan ideologi untuk bangun kemitraan tersebut sebagai langkah Unwar untuk go internasional. Selain itu juga diadakan MoU antara Universitas Warmadewa dengan Vern University dan Zagreb Universiti terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Rektor Unwar Prof. dr. Dewa Putu Widjana, DAP&E., Sp.ParK., mengatakan kegiatan merupakan salah satu kegiatan internasional dalam bentuk join seminar, dimana Unwar menggandeng tiga institusi besar yaitu Institut for Peace and Democracy Indonesia, Vern University dan Zagreb University. “Forum ini akan membahas tentang segala sesuatu bidang politik dan demokrasi politik. Dari forum ini kita harapkan dapat tingkatkan dalam bentuk kerjasama institusional, meski singkat kita bisa ambil manfaat untuk fundamen kita untuk go internasional pada tahun 2034,” tutur Dewa Widjana, di Auditorium Widya Sabha Warmadewa.
Dengan menghadirkan pembicara utama Univ. Prof. em. Dr. Thomas Meyer, Political Scientist, Germany dan I Ketut Putra Erawan, M.A.,Ph.D., executive Director Institut for Peace and Democracy Indonesia, bisa sharing pengalaman-pengalaman mereka tentang demokrasi di Eropa dan di Indonesia. “Mungkin ada spesifikasinya, ada tipologi-tipologinya yang berbeda. Jadi pengalaman-pengalaman ini kita pelajari bersama-sama, kita ambil manfaatnya, tujuan kita ya mudah-mudahan nanti pada akhir kegiatan ini kita adacsemacam MOU antara 3 pihak ini,” tandasnya.
Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Propinsi Bali, Dr. Drs. A.A. Gede Oka Wisnumurti, M.Si., memberikan apresiasi kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Unwar yang sudah menyelenggarakan kuliah umum, sekaligus menyelenggarakan summer school dengan menghadirkan 250 peserta dan sebagian dari luar negeri khususnya dari Kroasia dan German. ” Ini adalah langkah yang sangat strategis yang pertama memperkenalkan ilmu politik dan administrasi kepada masyarakat bahwa politik dan administrasi adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa kita lepaskan,” terangnya. Kedua bagaimana Unwar bisa memotret ideologi dari kacamata teori dan tentu ini akan sangat penting bagi pembangunan ideologi di Indonesia. Upaya-upaya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik untuk mendukung visi Unwar untuk go global, ini secara bertahap sudah dilakukan. “Kedepan kita akan menggandeng pakar- pakar politik dan administrasi Indonesia salah satunya adalah Dr. Ketut Erawan yang berkualitas dan kapasitasnya sudah diakui, termasuk juga jaringan internasionalnya yang nanti kita ajak untuk bergabung di Unwar. Harapan saya tentu visi Unwar untuk go global 2034 akan lebih cepat bisa diwujudkan dan sebentar lagi kami bersama rektor juga akan melakukan reformasi birokrasi di tingkat kelembagaan di Unwar, sehingga apa yang menjadi visi itu nanti bisa dikerjakan secara optimal oleh seluruh civitas akademika, karena sekarang saatnya kita tidak saja berkutat pada persoalan internal kelembagaan tetapi sudah mulai berpikir orientasi kita tidak saja regional tetapi nasional dan internasional,” tandasnya.
I Ketut Putra Erawan, M.A.,Ph.D., mengatakan Unwar sudah siap sekali untuk go internasional. “Unwar mereka itu punya network yang sangat kuat ke dalam negeri dan keluar. Menurut saya kalau mau go internasional harus melakukan 3 langkah, pertama harus mengembangkan pemahaman pengalaman-pengalaman dan belajar apa yang terjadi di luar negeri untuk itu Unwar harus menyiapkan pakar-pakar baru (generasi muda) yang harus disiapkan untuk menjadi ahli berbagai persoalan global,” papar Ernawan. Kemudian yang kedua harus bekerja sama dengan Kementerian luar negeri yang menjadi jembatannya ke keluar. Yang ketiga, Unwar harus mengambil orang-orang terbaik Indonesia untuk membantu Unwar mencapai visi itu.
“Saya yakin dalam waktu 10 tahun kedepan akan ada perubahan signifikan. Melalui institusi saya yang tugasnya membantu Kementerian Luar Negeri untuk merancang program sehingga Indonesia itu bisa menjadi kekuatan global, saya mulai dilakukan di sini,” tukasnya.
Unwar 70% mahasiswanya dari Indonesia Timur, ini sangat bagus karena pemerintah membutuhkan orang-orang yang memahami tentang Indonesia timur. ” Saya akan mensupport pendirian pusat studi Indonesia timur di Unwar dan teman-teman dari berbagai lembaga di Jakarta seperti dari Jerman, dari Amerika dan lainnya sudah siap gabung untuk membantu,” pungkasnya.