Media Sosial Dalam Pemilu: Strategi atau Pencitraan?” HIMIP BATIK #2

HMPS llmu Pemerintahan FISIP Unwar Bahas Politik “Media Sosial Dalam Pemilu: Strategi atau Pencitraan?”

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Warmadewa (warmadewa.ac.id) melalui Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu
Pemerintahan (HMPS IP) menggelar Talk Show HIMIP BATIK #2 dengan mengusung tema “Media Sosial Dalam Pemilu: Strategi atau Pencitraan?” di Ruang Sidang Sri Kesari Mandapa Unwar, Jumat (26/04/24).

Talk Show HIMIP BATIK #2 (Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan Bahas Politik) ini memgundang anak-anak SMA/K dari Denpasar dan Kuta sebagai peserta dan menghadirkan narasumber:

  1. Drs. Emanuel Dewata Oja (Ketua Serikat Media Siber Indonesia Provinsi Bali)
  2. Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik (Aktivis Sosial)

Dalam laporannya, Ketua Panitia I Wayan Eka Putra Purnawan mengatakan acara ini dirancang dalam konteks offline yang melibatkan siswa SMA/K yang berada di sekitaran wilayah Denpasar, acara ini memiliki tujuan saling terkait, yaitu untuk meningkatkan keterlibatan pemilih dengan meciptakan ruang partisipari yang aktif melalu interaksi online, seperti dialog, dan penggalangan dukungan, lalu sebagai alat pencitraan positif, di mana kandidat berupaya membangun reputasi yang baik dengan menyajikan prestasi, nilai nilai, dan visi mereka secara persuasif.

Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP Unwar, Drs. I Wayan Sudana, M.Si, dengan senang hati menyambut semua peserta dalam Talk Show HIMIP BATIK#2 tingkat siswa SMA/K yang diadakan kali ini. Pihaknya sangat berterima kasih atas partisipasi dan atusiasme yang telah ditunjukkan oleh para peserta, pemateri, moderator, serta seluruh pihak yang telah mendukung acara ini.

HIMIP BATIK#2 ini merupakan kegiatan yang sangat penting untuk mengenalkan FISIP Unwar melalui acara Talk Show ini. Terkait dengan tema yang di angkat pada kegiatan ini, menurutnya pada pemilu serentak tahun 2024, media sosial dimanfaatkan oleh politisi untuk bersosialisasi dengan masyarakat pemilihnya baik lewat media youtube, Instagram, whatsapp, tiktok, telegram dan lain-lain. Bagi politisi, media sosial ini sangatlah strategis digunakan di era digitalisasi. Namun demikian, digitalisasi yang dapat di akses melalui handphone memiliki dampak yang negatif. 3

Ia menganalogikan bahwa handphone yang dimiliki orang sebagai “maling” dan “neraka maupun surga” bagi masyarakat pemiliknya. Oleh karena itu, bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan secara positif media sosial dalam handphone. “Di era digitalisasi dalam arus globlalisasi ini marilah kita pintar-pintar, penting untuk memfilter atau menjaring hal-hal yang akan menggerus atau merongrong nilai-nilai budaya ketimuran kita. Ini kaitannya masalah perilaku”, ungkapnya.

Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peserta dan dapat berjalan dalam suasana yang komunikatif, familiar dan penuh dengan suasana yang kondusif. Ia yakin bahwa melalui acara ini peserta mendapatkan pengalaman berharga dan pengetahuan mendalam tentang Media Sosial.